Ekbis

Bisnis Budidaya Kelor Tetap Eksis Dari Awal Pandemi Hingga Saat Ini

 Senin, 11 September 2023, 19:49 WITA

beritabali/ist/Bisnis Budidaya Kelor Tetap Eksis Dari Awal Pandemi Hingga Saat Ini.

IKUTI BERITABULELENG.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Beritabuleleng.com, Seririt. 

Kabupaten Buleleng dengan 148 desa dan kelurahan tentunya banyak memiliki potensi, sektor pertanian dan  perkebunan merupakan sektor unggulan dalam menopang ekonomi daerah dengan one product one village tentu banyak hal yang bisa digali. 

Desa Lokapaksa merupakan desa yang berada di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali dengan luas wilayah sekitar 2.884 Hektar dan tercatat hampir seperempat lahannya atau sekitar 858,991 hektar saat ini berstatus sebagai lahan kering. Namun siapa sangka lahan kering di desa yang terdiri dari 9 Banjar Dinas ini bisa dijadikan ladang pertanian yang bisa hasilkan omset puluhan juta sebulan.

Adalah I Gusti Bagus Sumertana seorang pria berusia 61 tahun yang kini telah sukses menyulap 1 Hektar lahan kering miliknya untuk bertani kelor dengan omzet puluhan juta per bulan. Ia pun menceritakan awal mula dirinya tertarik kembali pulang untuk menanam kelor dan mengolahnya menjadi beberapa produk kesehatan herbal, Sabtu, (9/9) dikediamannya. 

Kala itu sekitar tahun 1998 dimana banyak keluarga meninggal dunia karena tidak mampu berobat apalagi saat itu untuk biaya berobat juga mahal. Sehingga muncul rasa penasaran yang besar untuk mempelajari pengetahuan tentang obat-obatan herbal, sebab dirinya menilai obat-obatan kimia harganya cukup mahal. 

Akhirnya pria yang merupakan warga asli dari Banjar Bukit Sakti ini antusias untuk mengikuti berbagai seminar dan sekitar tahun 2010 akhirnya mengenal bagaimana manfaat dari tanaman kelor. 

"Tapi saat itu saya tidak langsung menanam, dan sekitar tahun 2013 saya justru memilih untuk bekerja terlebih dahulu di Desa Pelaga, Badung untuk mendapatkan pengetahuan lebih di dunia agribisnis. Sampai akhirnya banyak ketemu orang, lalu sekitar 2018 saya memutuskan untuk berhenti bekerja saat itu posisi saya sebagai Agro Manager," tutur Bagus sambil menunjuk foto saat dirinya masih bekerja di Agro Wisata Pelaga.

Dengan pengalaman yang dimiliki usai memutuskan berhenti dari pekerjaannya, Ia pun menyadari jika lahan yang ada di kampung halamannya ternyata bagus untuk ditanami kelor. Akhirnya bermodalkan uang sekitar Rp 1 jutaan, pria yang pernah juga menjadi akuntan selama 5 tahun ini lalu membeli sebanyak dua kilogram biji kelor dengan harga 600 ribu dan sisanya dibelikan pupuk organik yang akan dipakai merawat pohon kelor agar bisa tetap tumbuh.


Halaman :






Hasil Polling Calon Bupati Buleleng 2024

Polling Dimulai per 1 September 2022